Category: inspirasi



>

Tentu kita masih ingat tentang frase ’membuka pintu hati’. Pernyataan ini tidak hanya berlaku untuk urusan menerima atau menolak kehadiran seseorang dalam

hidup kita. Melainkan untuk hal apapun yang melibatkan perasaan hati. Atau segala sesuatu yang berkaitan dengan proses pengambilan keputusan. Hingga tindakan
yang akan kita ambil sebagai respon terhadap suatu keadaan. Hati kitalah yang menentukan apakah kita mengalah, atau melawan. Hatilah yang menentukan apakah
kita akan mendendam atau memaafkan. Lebih dari itu, hatilah yang menentukan apakah kebaikan yang kita lakukan itu bernilai pahala dimata Tuhan atau sekedar
tebar pesona dihadapan sesama manusia.
Ketika tiba di rumah sore itu, saya mendapati sebuah kejanggalan. Pintu kamar saya tidak berdiri tegak sebagaimana biasanya. Jadi, pasti ada sesuatu dengan
pintu itu. Benar saja. Tiang kusen tempat lazimnya sang pintu menempel jebol. Bagaimana bisa begitu? Ternyata bagian dalam tiang kusen itu keropos digerogoti
oleh rayap. Padahal bagian luarnya terlihat baik-baik saja. Sama sekali tidak menujukkan kalau tiang kusen itu sedang menderita ’luka dalam’ yang begitu
serius. Gara-gara kejadian itu, pintu kamar kami tidak bisa ditutup sampai seorang tukang kayu tuntas memperbaikinya dua hari kemudian.
Selama pintu kamar itu tidak bisa ditutup, saya bertanya dalam hati; mengapa sih pintu harus ditutup? Tanpa kita sadari, keberadaan pintu merupakan wujud
ekspresi bahwa pada dasarnya kita tidak ingin sembarangan orang memasuki rumah atau ruangan-ruangan khusus yang kita miliki. Pendek kata, pintu merupakan
bagian dari proses pertahanan diri yang sangat kita andalkan. Ini berlaku dalam pengertian fisik, maupun mental. Bayangkan saja, seandainya kita tidak
bisa menutup pintu rumah kita. Sembarangan orang bisa lalu lalang melintasinya. Padahal, tidak semua orang memiliki itikad yang baik ketika memasuki rumah
orang lain. Dalam konteks abstrak, pintu hati memainkan peranan untuk mencegah agar segala sesuatu yang kurang berkenan bagi kita tidak bisa memasuki relung
hati. Jika kita tidak pernah menutupnya, maka segala sesuatu bisa memasukinya tanpa kendali. Maka, jadilah kita orang yang terombang-ambing oleh sistem
nilai apapun yang datang dari luar. Padahal, belum tentu segala hal yang datang dari luar itu baik adanya bagi kita. Jika pengaruh dari luar itu malah
menyakiti hati kita, mengapa kita mesti mengijinkannya masuk juga?

Read more »


>

Jadilah Manusia yang senantiasa berPositif Thinking atau berpikir secara positif karena hal ini banyak sekali manfaatnya dalam kehidupan kita  selain menjaga kestabilan psikis jiwa kita juga dapat menimbulkan power yang luar biasa yang tanpa kita sadari dalam hidup kita! Cobalah lakukan cara-cara di bawah ini dan rasakan apakah membawa perubahan dan manfaat dalam hidup anda!
1. Cobalah MELIHAT MASALAH SEBAGAI TANTANGAN
Berpikirlah dan coba renungkan bahwa masalah bukan merupakan beban hidup akan tetapi merupakan tantangan yang harus kita hadapi dan kita pecahkan dengan kemampuan,keiklasan dan ketulusan. Masalah akan menjadikan kita lebih peka, arif dan bijak dalam menyelesaikannya
2. MENIKMATI HIDUP
Pemikiran positif akan membuat seseorang menerima keadaannya dengan besar hati dan akan merasakannya sebagai suatu karunia yang memang diciptakan Tuhan untuk kita, dan akan lebih bersyukur atas segala yang dialaminya dalam hidup
3. PIKIRAN TERBUKA UNTUK MENERIMA SARAN DAN IDE
Pikiran terbuka membutuhkan kebesaran hati dan tentu kesabaran. karena dengan begitu, akan ada hal-hal baru yang akan membuat segala sesuatu menjadi lebih baik. Kritikan, Saran dan ide dari luar merupakan suatu kekuatan tambahan yang perlu di kaji, direnungkan serta disusun menjadi sebuah energi yang memiliki nilai lebih untuk kedepannya! semakin banyak saran dan ide semakin berkembang kearifan kita dalam berkreasi.

Read more »

>Arti syukur


>Apa itu arti syukur? Bila diterjemahkan secara bebas berarti berterima kasih terhadap apa yang terjadi di diri kita. Tapi bukankah kita cenderung bersyukur ketika bahagia dan cenderung menyalahkan ketika tertimpa musibah? Lalu bagaimana syukur itu bisa masuk dan mengobati kesedihan? Hari ini aku baru saja pulang dari njagong di Graha Saba UGM. Makanannya memang kelas atas dan undangannya majemuk sekali. Aku lihat ada manusia yang mengambil makanan sebanyak-banyaknya seperti makanan terakhirnya. Ada yang sedikit seolah makanan itu racun, dan lainnya. 

Yang kuperhatikan, hubungannya dengan topik ini adalah ada orang yang menerima kehidupannya seperti take it for granted, alon alon waton kelakon, urip koyo banyu mili. Bagi sebagian orang makanan gratis adalah kesempatan mengeruk sebanyak-banyaknya. Ada juga yang menganggap orang lain adalah serigala, baik dimuka tetapi menusuk dibelakang sehingga selalu curiga. Dan ada juga yang lainnya…. 

Mengapa manusia ingin mengeruk melebihi besar sendoknya? Mengunyah melebihi kapasitas mulutnya, mengambil melebihi tangkupan tangannya. Bukankah akhirnya sia-sia? Kalau dipikirkan, semua demi nafsu. Ya, nafsu yang selalu jika terus dituruti akan menjerumuskan kita dalam jurang penyesalan. Selalu ingini lebih, padahal apa yang sudah dimiliki belum tentu habis digunakan dengan maksimal. Jawabannya Cuma satu. Kurang rasa bersyukur !!!. syukur ibarat rem nafsu. Menyelamatkan diri dari kehampaan jiwa sekaligus memberi rasa aman pada hati. Aman dari rasa kompetisi nafsu sesama manusia.
Read more »